motogpbrave.blogspot.com - Sirkuit Motorland Aragon bakal memasuki edisi
ketujuhnya sejak didapuk jadi pengganti Grand Prix Hungaria. Selama itu
pula, maestro lintasan balap Valentino Rossi belum sekalipun jadi
pemenang. Akhir pekan nanti, Minggu (25/9/2016), mampukah The Doctor mewujudkan ambisinya berdiri di podium teratas?. Aragon
bisa dibilang jadi tempat favorit pembalap tuan rumah, Spanyol. Meski
dua seri perdana legenda balap Australia Casey Stoner bisa mendominasi,
namun setelahnya atau sejak 2012 hingga 2015, pembalap Negeri Matador
selalu tak terkejar.
Dani Pedrosa memulainya pada musim 2012,
disusul rekan setimnya di Repsol Honda Marc Marquez semusim berselang.
Dua musim terakhir jadi milik joki Movistar Yamaha Jorge Lorenzo yang
selalu jadi pembalap tercepat di trek sepanjang 5,078 km tersebut. Hal
itu yang membuat Rossi seolah tak tenang. Statusnya sebagai rider
paling berpengalaman, nyatanya tak bisa menolongnya kala bersaing di
Aragon. Data di bawah ini memang cukup ironi untuknya.
Pada 2010,
Rossi cuma mampu finis di peringkat enam di bawah. Setahun berselang,
rapornya lebih jeblok yang menyelesaikan balapan di tempat ke-10. Di
tahun ketiganya, Rossi juga belum bisa maksimal setelah finis di posisi
delapan. Baru pada musim 2013, ia bisa naik podium, itu pun di tempat
ketiga. Pada 2014, Rossi gagal menyelesaikan balapan akibat terjatuh,
dan tahun lalu lagi-lagi cuma bisa naik podium ketiga.
Tahun ini,
Rossi dipastikan bakal kerja keras untuk mematahkan kutukannya tak
pernah menang di Aragon. Terlebih, persaingan gelar juara kembali
memasukkan namanya sebagai penantang serius Marquez yang nyaman di
puncak klasemen. Artinya, pembalap Italia dituntut bisa maksimal agar
bisa tetap punya secercah harapan merebut titel juara dunia
kesepuluhnya.
Lantas apa yang akan dilakukan Rossi agar bisa menang akhir pekan nanti? Dalam wawancaranya bersama Crash, pembalap paling senior itu mengaku akan fokus melahap beberapa area trek Aragon yang dianggap paling menyulitkan.
"Biasanya,
anda akan punya beberapa tikungan yang sangat sulit, ketika anda harus
berakselerasi di kecepatan rendah, terutama setelah chicane kedua. Anda
memulainya dengan kecepatan yang sangat rendah dan itu tikungan yang
sangat sulit dan kemudian ada trek lurus. Biasanya dalam jenis situasi
seperti itu, kami kesulitan tapi di tempat lain motor cukup baik karena
kami bisa mengubah dengan panjang memasuki tikungan dengan cepat, di
mana motor kami bisa melakukannya dengan baik," ujarnya.
"Anda
akan punya banyak titik pengereman di tepi sirkuit, dan biasanya
beberapa tahun lalu kami selalu kesulitan di daerah itu. Tapi seperti
yang kami katakan, Anda tidak akan pernah tahu hasilnya nanti. Tahun ini
kondisinya berbeda karana faktor ban, tapi kami harus melihatnya,"
tambahnya.
Ya, satu-satunya harapan Rossi adalah Michelin yang
bisa bersahabat dengannya di Aragon. Ia merujuk pada produsen ban asal
Prancis yang telah menyebabkan munculnya delapan pemenang berbeda dalam
13 seri terakhir.
"Ini adalah sesuatu yang tak seorang pun
harapkan, karena di tahun-tahun sebelumnya nama pemenang selalu sama di
semua kondisi. Dalam delapan balapan terakhir, kami punya delapan nama
berbeda, sehingga sangat menarik untuk persaingan kejuaraan dan itu
artinya tahun ini jelas lebih sulit. Keseimbangan antara pembalap dan
motor cukup berbeda," sambungnya.
"Jika kondisi berubah, anda
punya nama berbeda yang juga sangat kuat, sehingga untuk alasan ini anda
perlu mencoba sesuatu agar bisa tetap ada dan berusaha naik ke podium,"
tutupnya.
Source from SinDoNews