close
Banner iklan disini

MotoGP

Seberapa siapkah rider MotoGP untuk tahun 2016 ini?.

YZR-M1 2016

Bike Yamaha Team for Valentino Rossi and Lorenzo

Monday 24 October 2016

Kalah dari Rossi dan Pol, Lorenzo Umbar Kelemahan Lain YZR-M1

 


motogpbrave.blogspot.com - Start dari posisi ke-12, Jorge Lorenzo masih mampu finis di urutan enam lomba Seri 16 MotoGP 2016 di Sirkuit Phillip Island, Australia, Minggu (23/10) siang WIB. Hasil itu sebenarnya dirasa cukup bagus. Akan tetapi pertanyaannya, mengapa dia tak bisa mengikuti konsistensi catatan waktu rekan satu timnya, Valentino Rossi, yang start dari posisi ke-15 dan mengakhirinya di podium kedua? Kalau dari siaran langsung MotoGP Australia 2016 dan berdasarkan catatan waktu finis para pembalap kelas bergengsi. Lorenzo boleh dibilang nyaman balapan sendirian di urutan keenam. Karena dia finis plus 5,9 detik di belakang rider tim Satelit Yamaha Tech3, Pol Espargaro, atau minus hampir tujuh detik dari peringkat tujuh, Scott Redding. Jika mau ditambahkan, Lorenzo finis 20 detik di belakang Cal Crutchlow dan hampir 16 detik tertinggal dari Rossi.

Ternyata Porfuera mengaku kesulitan dengan performa motor dan ban yang dia gunakan di MotoGP Australia 2016. Padahal seperti diketahui, hanya Marc Marquez, Cal Crutchlow, Aleix Espargaro, Jack Miller dan Maverick Vinales yang dilomba ini menggunakan ban depan hard. Sedang sisanya menggunakan ban depan soft. Dan seluruh pembalap memakai ban belakang medium. Meski begitu, berkat hasil finis Rossi (2) dan Lorenzo (6) di MotoGP Australia, tim Yamaha Movistar menambah perbendaharaan poin mereka di klasemen kejuaraan dunia tim menjadi 408. Kini mereka hanya tertinggal 21 poin dari Repsol Honda kali ini gagal menambah angka usai Marquez gagal finis, sedang Nicky Hayden mengakhiri lomba di urutan 17.

“Temperaturnya (lomba) kurang lebih sama dengan saat sesi pemanasan. Saya membuat catatan waktu per putaran yang serupa juga, 1 menit 30,4 detikan. Tapi penurunan daya lekat ban belakang motor saya benar-benar drastis,” kata Lorenzo berkilah usai lomba seperti dilaporkan situs resmi MotoGP.

“Sejak awal balapan saya tidak memiliki daya lekat dan semakin kecil daya lekat ban terhadap lintasan, maka kami semakin sulit,” imbuh pembalap yang akhir pekan lalu gagal finis akibat terjatuh saat lomba MotoGP Jepang menyisakan enam putaran.

Lebih lanjut juara dunia kelas bergengsi tiga kali (2010, 2012 dan 2015) itu melanjutkan: “Semua masalah yang kami miliki di motor beragam, dan untuk gaya balap yang saya miliki (halus) justru akan lebih sulit dengan kondisi ini ketimbang dengan gaya balap agresif macam Rossi atau (Pol) Espargaro.”

“Di lintasan seperti Motegi, dengan aspal yang punya daya lekat hebat, kami ada di sana berjuang untuk merebut finis podium. Tapi segera setelah kami menemui lintasan dengan cuaca yang lebih dingin dan daya lekatnya kurang bagus, Yamaha kesulitan. Dan saya lebih kesulitan ketimbang para pembalap Yamaha lain karena gaya balap saya yang ‘smooth’ , jadi saya butuh daya lekat yang lebih bagus di bagian belakang motor ketimbang pembalap lainnya yang bergaya agresif,” tambahnya.

Adapun pembalap berusia 29 tahun itu juga setujuh dengan pendapat Rossi yang mengatakan tim Yamaha memang kalah cepat dalam soal inovasi di bagian kedua musim ini, yang mengakibatkan motor mereka tak pernah menang lagi sejak seri tujuh musim ini (GP Catalunya). 

“Kemajuan kami kalah dari Honda dan Suzuki, khususnya di bagian elektronik motor. Dengan kondisi ini, motor Yamaha sekarang sama saja dengan lomba seri pertama 2016. Sedang Honda dan Suzuki mengalami peningkatan di area tersebut. Itulah sebabnya Anda kini bisa melihat Cal Crutchlow mampu berjuang merebut kemenangan atau Aleix Espargaro dan Vinales saling berebut podium,” tutup Lorenzo kecewa.

Source from SinDoNews

Rossi Ngeri dengan Vinales dan 2 Titik Lemah Yamaha YZR-M1

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi bangkit dari terjatuh dan gagal finis pada lomba MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi akhir pekan lalu dengan hasil finis podium kedua di seri berikutnya, yakni MotoGP Australia 2016 di Sirkuit Phillip Island, Minggu (23/10) siang WIB. Yang lebih spesial bagi The Doctor ialah dia sempat memulai lomba MotoGP Australia 2016 dari posisi ke-15. Berikut kami sarikan hasil wawancara GPOne dengan Rossi pasca lomba.

Mengapa Anda bilang hasil posisi finis kedua di Australia kali ini terasa spesial?
“Hari ini adalah tepat lima tahun sejak Marco Simoncelli meninggalkan kita. Raihan podium ini saya berikan untuknya dan keluarganya. Saya pikir ini adalah cara yang bagus untuk mengenang Sic.”

Anda start dari urutan 15 dan finis kedua. Anda sering melakukan hal seperti ini di sepanjang karier balap Anda. Lalu di posisi berapa aksi comeback Anda kali ini dalam daftar Anda?
“Sungguh sulit menilainya. Ketika Anda menang balapan tentunya akan lebih baik. Saya mengingat banyak lomba saya comeback. Contohnya di Sachsenring pada 2006, Assen 2007, atau ketika saya memenangkan lomba usai start dari urutan 11 di Donington Park.”

Apakah Anda sempat berpikir bisa menang di Phillip Island 2016?
“Saya dan tim tidak merubah apapun pada motor dan menggunakan setelan saat tes bersama Michelin pada Februari lalu. Dan karena itu saya tampil cepat dengan segalanya terkontrol. Saya coba tetap fokus dan tahu bisa meraih podium. Tapi memang sulit mengalahkan Marquez serta Crutchlow. Meski begitu saya menikmati jalannya lomba ini, saya ingin menyaksikan diri sendiri di siaran ulang televisi.”

Apakah kalau Anda tidak start dari urutan 15, Anda bisa memenangkan lomba ini?
“Di babak kualifikasi kami benar-benar buruk, karena situasi serta kondisinya berada di atas batas saya, tim dan motor. Saya lebih cepat dari Crutchlow di pemanasan. Tapi di lomba, dia sangat cepat. Saat Marquez terjatuh, Cal tidak terlalu jauh dari saya, tapi saya tak mampu mengejarnya. Walaupun saya memulai lomba dari baris kedua, saya takkan mungkin mengalahkannya hari ini.”

Mengapa?
“Pada bagian kedua musim ini sering terjadi kepada saya, bahwa motor dan saya kesulitan di penghujung lomba. Saya kesulitan dengan bagian belakang motor. Itu terjadi di sini (Phillip Island), sebagaimana juga di Misano, Aragon dan Silverstone. Mungkin kalau saya tidak cukup bagus di putaran-putaran awal, Vinales akan melewati saya. Ini (masalah bagian belakang) adalah sesuatu yang mesti dikerjakan untuk motor baru Yamaha.”

Apakah itu satu-satunya titik kelemahan YZR-M1 saat ini? 
“Tidak, mesinnya juga membutuhkan peningkatan untuk lebih cepat di lintasan lurus. Tapi saya tidak khawatir, karena saya menaruh kepercayaan dengan Yamaha.”

Apakah Vinales yang lagi-lagi finis di podium ketiga telah membat Anda khawatir sebagai rekan setim musim depan?
“Saya tidak menemukan kata-kata yang tepat betapa cepat dan berbakatnya dia hari ini. Saya terbiasa dengan Lorenzo yang cepat dalam berbagai kondisi. Dan dia adalah salah satu yang terbaik. Saya berharap Maverick akan tidak terlalu cepat darinya (sambil tertawa).” 

Source from SinDoNews

Setelah 'Bantu' Rossi di Phillip Island, Vinales Ingin Jungkalkan Lorenzo

 


motogpbrave.blogspot.com - Podium ketiga di Grand Prix MotoGP Australia tak cuma membuat Vinales bisa meraup 16 angka. Pembalap yang musim depan hijrah ke Yamaha, kini mulai mengintip peluang finis di posisi tiga klasemen kejuaraan dunia yang saat ini ditempati Jorge Lorenzo. Vinales yang berhasil finis ketiga setelah Cal Crutchlow dan Valentino Rossi di Sirkuit Phillip Island, Minggu (23/10/2016), sukses mendekatkan diri dengan Lorenzo yang cuma finis keenam dalam perlombaan. Dengan menyisakan dua seri lagi, pembalap Suzuki cuma tertinggal 11 poin dari pembalap Yamaha di papan klasemen sementara.

Sejatinya, Vinales masih punya peluang menyalip Rossi yang berada di peringkat dua dengan keunggulan 35 angka. Namun ia lebih realistis di mana menyalip poin Rossi di Malaysia dan Valencia yang jadi lokasi keunggulan The Doctor, bakal sulit dilakukan.Untuk itu, Vinales lebih tertarik menyalip Lorenzo ketimbang Rossi. Untuk memuluskannya, pembalap berusia 21 tahun siap tampil total di dua seri terakhir.

"Finis kejuaraan dunia di posisi dua jelas sangat sulit. Valentino akan sangat tangguh di Malaysia dan juga Valencia, jadi kami mesti kerja keras dan itu punya selisih poin yang masih cukup banyak. Tapi tempat ketiga cukup dekat dan saya akan berikan segalanya untuk mendapatkannya," tutur Vinales seperti dikutip Crash.

Soal jalannya balapan, Vinales mengaku memang sudah mengincar podium ketika tahu punya peluang mendapatkannya. Stateginya membuat pertarungan dengan Aleix Espargaro dan Andrea Dovizioso untuk berebut posisi tiga, diakuinya cukup membantu Rossi nyaman di posisi dua.

"Ketika saya tahu saya bisa berada di podium, saya langsung menancap gas dan akhirnya bisa menyalip Dovizioso yang sejatinya cukup kencang. Saya membuat strategi untuk memacu di akhir race dan membuat pertarungan dengan Espargaro dan Dovizioso, sehingga Vale bisa menjauh," imbuhnya.

"Jujur, saya sangat senang setelah kami melewat pekan yang penuh bencana dan ini sangat luar biasa. Sangat hebat bisa mendapat 16 poin dan finis di depan Jorge," tutupnya.

Source from SinDoNews

Sunday 23 October 2016

Klasemen MotoGP hingga seri ke-16

 


motogpbrave.blogspot.com - Kejutan terjadi di Sirkuit Phillip Island, Australia, Minggu (23/10/2016). Marc Marquez yang terlihat mendominasi sejak sesi latihan, gagal menuntasakan balapan sebab ia mengalami kecelakaan di lap kedelapan. Marquez harus kehilangan poin di seri ke-16 MotoGP musim ini. Meski demikian, ia tetap memimpin klasemen dengan perolehan 273 poin. Sementara itu, Cal Crutchlow merebut podium tertinggi dengan catatan waktu 40 menit 48.543 detik. Pembalap LCR Honda tersebut unggul 4,218 detik dari Valentino Rossi yang finis sebagai runner up.

Berkat kemenangannya, Crutchlow naik ke peringkat enam klasemen pembalap. Ia memiliki 141 poin, menyusul Andrea Dovizioso yang turun ke urutan tujuh dengan raihan 137 angka.

Berikut hasil lengkap GP Australia 2016:
1. Cal Crutchlow - LCR Honda - 40m 48.543s
2. Valentino Rossi - Movistar Yamaha - 40m 52.761s
3. Maverick Viñales - Team Suzuki Ecstar - 40m 53.852s
4. Andrea Dovizioso - Ducati Team - 40m 57.700s
5. Pol Espargaro - Monster Yamaha Tech 3 - 41m 2.842s
6. Jorge Lorenzo - Movistar Yamaha - 41m 8.668s
7. Scott Redding - Octo Pramac Yakhnich - 41m 16.912s
8. Bradley Smith - Monster Yamaha Tech 3 - 41m 17.324s
9. Danilo Petrucci - Octo Pramac Yakhnich - 41m 17.335s
10. Jack Miller - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS - 41m 17.358s
11. Stefan Bradl - Factory Aprilia Gresini - 41m 20.352s
12. Alvaro Bautista - Factory Aprilia Gresini - 41m 36.277s
13. Yonny Hernandez - Aspar MotoGP Team - 41m 36.292s
14. Eugene Laverty - Aspar MotoGP Team - 41m 42.854s
15. Mike Jones - Avintia Racing - 41m 44.418s
16. Tito Rabat - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS - 41m 54.938s
17. Nicky Hayden - Repsol Honda Team - 42m 11.147s

Klasemen MotoGP 2016 (hingga seri ke-16)
1. Marc Marquez - 273 poin
2. Valentino Rossi - 216 poin
3. Jorge Lorenzo - 192 poin
4. Maverick Vinales - 181 poin
5. Dani Pedrosa - 155 poin
6. Cal Crutchlow - 141 poin
7. Andrea Dovizioso - 137 poin
8. Pol Espargaro - 117 poin
9. Andrea Iannone - 96 poin
10. Hector Barbera - 84 poin

Source from SinDoNews

Monday 17 October 2016

Terjatuh dan Marc Juara Dunia,ini kata The Doctor

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi harus lebih awal mengakhiri lomba Seri 15 MotoGP 2016 di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Pasalnya, rider tim Yamaha Movistar itu sudah terjatuh saat lomba baru memasuki putaran ke-6. Ya, setelah Jack Miller terjatuh di tikungan 1. Rossi yang berada beberapa detik di depan pembalap tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS Honda tersebut, menyusul tergelincir ke tanah pada hairpin tikungan 10.

Setelah coba bangkit dan membangungkan motornya, The Doctor yang sejatinya start dari pole position, terus berusaha melanjutkan balapan. Tapi setelah melihat kondisi YZR-M1 miliknya, Rossi kemudian masuk pit dan menyudahi lomba yang masih tersisa 17 putaran. Seturut rekan setimnya, Jorge Lorenzo, juga ikutan terjatuh dan gagal finis kala lomba tersisa lima putaran. Mengantar Marc Marquez yang finis terdepan di Motegi untuk sekaligus mengunci gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016.

“Pertama-tama, saya ingin mengatakan kalau kondisi saya oke, untungnya sama sekali tidak ada masalah (setelah terjatuh),” beber Rossi setelah lomba seperti dilaporkan Crash soal kecelakaan yang menyebabkan kakinya sempat tertindih motor.

“Di sisi lain, ini cukup memalukan karena saya sebenarnya tampil kuat dan memiliki pace yang bagus,” imbuh The Doctor yang untuk keempat kalinya mencetak skor nol poin pada MotoGP 2016.

Lalu bagaimana soal jalannya balapan hingga dia terjatuh? “Sungguh disayangkan, start saya tidaklah fantastis dan saya kehilangan posisi kepada Marquez dan Lorenzo. Setelah itu, Marquez melaju lebih cepat ketimbang saya dan mengambil alih posisi terdepan dari Lorenzo. Sedang saya kehilangan waktu sedikit dari Marquez, namun kecepatan motor saya bagus,” papar The Doctor.

“Saya mampu untuk menekan dan memacu motor hingga batas maksimal untuk mencoba mengejar Marquez, tapi sayangnya saya kehilangan daya cengkeram pada ban depan. Sejak itu, saya tidak merasakan apapun lagi, seperti saat masuk ke tikungan, motor terlalu lebar atau terlalu dalam. Secara logis, saya telah melakukan kesalahan,” tandas Rossi yang masih bersaing dengan Lorenzo untuk memperebutkan posisi dua klasemen akhir MotoGP 2016.

Source from SinDoNews

Lorenzo gagal finish, semprot Michelin dan Yamaha

 


motogpbrave.blogspot.com - Jorge Lorenzo benar-benar kesal dan kecewa karena terjatuh pada lomba Seri 15 MotoGP 2016, di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Padahal saat itu, pembalap tim Movistar Yamaha tersebut sedang berada di urutan kedua. Ya, Lorenzo sejatinya sudah memegang podium kedua MotoGP Jepang  2016. Tapi saat lomba menyisakan lima putaran lagi, dia malah terjatuh dan gagal melanjutkan balapan. Mengapa dia marah dan kecewa? Karena kalau dia menyelesaikan balapan di urutan kedua. Maka secara otomatis Porfuera akan menggeser rekan setimnya, Valentino Rossi, dari peringkat kedua klasemen pembalap MotoGP 2016. Selain itu, secara matematis Lorenzo juga belum tersingkir dari persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016. Karena dengan Marc Marquez finis terdepan di Motegi dan dia kedua. Maka selisih poin antara mereka menjadi plus 71 untuk Marc. 

Memang tipis kans Lorenzo buat memangkas ketinggalan tersebut. Karena kalender balap MotoGP 2016 tersisa tiga seri, yaitu MotoGP Australia (23/10), MotoGP Malaysia (30/10) dan MotoGP Valencia (13/11). Artinya, masih ada 75 poin maksimal dari ketiga lomba itu. Meskipun pada akhirnya Lorenzo terjatuh dan gagal finis di Motegi, serta tak mampu mempertahankan gelar juara dunianya, hingga belum bisa menggeser Valentino Rossi dari peringkat kedua klasemen sementara. Porfuera yang rekornya disamai Marquez (juara dunia tiga kali kelas bergengsi) tetap memberi selamat kepada kompatriotnya tersebut.

“Dia telah menjadi pemenang, yang terbaik dan yang paling konsisten. Tahun ini juga dia tidak memiliki keunggulan mekanis. Dia tercepat secara keseluruhan dan lebih teratur. Dia berhak atas gelar ini, dia merupakan pemenang sejati, tanpa keraguan dari saya,” beber Lorenzo pasca lomba MotoGP Jepang 2016 seperti dilaporkan Marca.

Lantas apakah yang menjadi penyebab dari jatuhnya Lorenzo di sisa lima putaran terakhir? Apakah karena kondisi fisiknya yang kelelahan dan belum bugar 100 persen pasca kecelakaan yang menimpanya di sesi latihan bebas 3? “Di sepanjang jalannya balapan, kami benar-benar kesulitan dengan ban depan. Kami tetap menggunakan ban depan yang memang telah memberi kami masalah sepanjang akhir pekan ini, walau pada dua sampai empat putaran awal, saya tidak mengalami gejala getaran,” kata Lorenzo beralasan.

“Namun pada akhirnya kami tetap memasang ban yang sama dan coba menghadapinya saat lomba. Dan masalah itu sudah muncul sejak awal balapan. Saya tidak dapat melakukan pengereman lebih lambat (late braking) dan saya tidak membuat perbedaan dari sisi akselerasi motor, walau saat itu saya mengungguli Dovizioso,” kata Lorenzo melanjutkan.

“Saya berusaha memacu motor di kurva tersebut (tempat Lorenzo terjatuh), saya membuka gas setengah saat di tikungan, tapi tiba-tiba tanpa peringatan saya sudah berada di atas tanah. Ini sungguh disesali. Saya benar-benar kecewa karena saya memiliki kesempatan untuk naik ke peringkat kedua kejuaraan. Tapi saya lebih kecewa lagi karena kami tidak bisa kompetitif dan kami lebih sering terjatuh musim ini,” beber Lorenzo lagi.

Apakah ada keluhan baru buat ban Michelin? “Michelin telah melakukan usaha keras tapi masih belum cukup. Saya berharap secara bertahap ban mereka mencapai peningkatan yang hebat,” tandas pembalap 29 tahun tersebut. 

Rossi aneh Lorenzo ikut jatuh

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sudah menjadi mitra selama tujuh tahun di tim Movistar Yamaha. Tapi baru kali ini The Doctor merasa ada yang aneh melihat insiden kecelakaan yang menimpa rekan setimnya tersebut di Sirkuit Twin Ring Motegi, Minggu (17/10/2016) siang WIB. Pertemuan pertama Rossi dan Lorenzo terjadi pada 2008 ketika X-Fuera dilamar tim Garpu Tala untuk naik kelas. Selama tiga musim mereka bermitra di tim Pabrikan Jepang, juara dunia sembilan kali akhirnya memutuskan pindah ke tim Ducati pada 2011. 

Kepindahan Rossi disinyalir lantaran adanya keretakan hubungan dengan Lorenzo. Namun pada 2013, pemilik nomor 46 akhirnya memutuskan kembali ke Yamaha setelah gagal memberikan gelar juara untuk tim Pabrikan Italia. Setelah memutuskan kembali keduanya diketahui masih belum akur. Bahkan dalam beberapa kesempatan Rossi maupun Lorenzo seperti saling menjatuhkan satu sama lain di depan awak media. 

Seperti halnya yang terjadi di musim lalu ketika isu persekongkolan pembalap Spanyol ramai diberitakan oleh media. Ini terjadi lantaran kekasih Nuria Tomas sukses mengunci gelar juara dunia ketiga di kelas utama. Namun demikian, permasalahan itu masih menjadi tanda tanya mengingat belum ada yang mampu membocorkan spekulasi persekongkolan tersebut. Seiring waktu, Rossi seperti menemukan jawaban ketika ia melihat rekan setimnya gagal menyelesaikan balapan seri ke-15 di Grand Prix Jepang, akhir pekan ini. 

Pada balapan di Motegi, Rossi gagal menyentuh garis finis lantaran terjatuh di tikungan kesepuluh saat gelaran balap di Sirkuit Motegi masih menyisakan 18 lap lagi. Lima lap sebelum balapan berakhir Lorenzo pun terjatuh di tikungan kesembilan, dan Marc Marquez mengklaim gelar juara ketiga di kelas utama MotoGP. Pasca balapan Rossi mempertanyakan insiden kecelakaan yang menimpa Lorenzo. Dia berkata: "Ya, apakah itu benar?, tanya Rossi seperti dikutip dari Speedweek, Senin (17/10/2016).

Rossi pantas mempertanyakan perihal insiden yang menimpa Lorenzo. Pasalnya, selama menjadi mitra baru kali ini duo Yamaha gagal menyelesaikan balapan akibat terjatuh. 

Source from SinDoNews