close
Banner iklan disini

MotoGP

Seberapa siapkah rider MotoGP untuk tahun 2016 ini?.

YZR-M1 2016

Bike Yamaha Team for Valentino Rossi and Lorenzo

Monday 24 October 2016

Kalah dari Rossi dan Pol, Lorenzo Umbar Kelemahan Lain YZR-M1

 


motogpbrave.blogspot.com - Start dari posisi ke-12, Jorge Lorenzo masih mampu finis di urutan enam lomba Seri 16 MotoGP 2016 di Sirkuit Phillip Island, Australia, Minggu (23/10) siang WIB. Hasil itu sebenarnya dirasa cukup bagus. Akan tetapi pertanyaannya, mengapa dia tak bisa mengikuti konsistensi catatan waktu rekan satu timnya, Valentino Rossi, yang start dari posisi ke-15 dan mengakhirinya di podium kedua? Kalau dari siaran langsung MotoGP Australia 2016 dan berdasarkan catatan waktu finis para pembalap kelas bergengsi. Lorenzo boleh dibilang nyaman balapan sendirian di urutan keenam. Karena dia finis plus 5,9 detik di belakang rider tim Satelit Yamaha Tech3, Pol Espargaro, atau minus hampir tujuh detik dari peringkat tujuh, Scott Redding. Jika mau ditambahkan, Lorenzo finis 20 detik di belakang Cal Crutchlow dan hampir 16 detik tertinggal dari Rossi.

Ternyata Porfuera mengaku kesulitan dengan performa motor dan ban yang dia gunakan di MotoGP Australia 2016. Padahal seperti diketahui, hanya Marc Marquez, Cal Crutchlow, Aleix Espargaro, Jack Miller dan Maverick Vinales yang dilomba ini menggunakan ban depan hard. Sedang sisanya menggunakan ban depan soft. Dan seluruh pembalap memakai ban belakang medium. Meski begitu, berkat hasil finis Rossi (2) dan Lorenzo (6) di MotoGP Australia, tim Yamaha Movistar menambah perbendaharaan poin mereka di klasemen kejuaraan dunia tim menjadi 408. Kini mereka hanya tertinggal 21 poin dari Repsol Honda kali ini gagal menambah angka usai Marquez gagal finis, sedang Nicky Hayden mengakhiri lomba di urutan 17.

“Temperaturnya (lomba) kurang lebih sama dengan saat sesi pemanasan. Saya membuat catatan waktu per putaran yang serupa juga, 1 menit 30,4 detikan. Tapi penurunan daya lekat ban belakang motor saya benar-benar drastis,” kata Lorenzo berkilah usai lomba seperti dilaporkan situs resmi MotoGP.

“Sejak awal balapan saya tidak memiliki daya lekat dan semakin kecil daya lekat ban terhadap lintasan, maka kami semakin sulit,” imbuh pembalap yang akhir pekan lalu gagal finis akibat terjatuh saat lomba MotoGP Jepang menyisakan enam putaran.

Lebih lanjut juara dunia kelas bergengsi tiga kali (2010, 2012 dan 2015) itu melanjutkan: “Semua masalah yang kami miliki di motor beragam, dan untuk gaya balap yang saya miliki (halus) justru akan lebih sulit dengan kondisi ini ketimbang dengan gaya balap agresif macam Rossi atau (Pol) Espargaro.”

“Di lintasan seperti Motegi, dengan aspal yang punya daya lekat hebat, kami ada di sana berjuang untuk merebut finis podium. Tapi segera setelah kami menemui lintasan dengan cuaca yang lebih dingin dan daya lekatnya kurang bagus, Yamaha kesulitan. Dan saya lebih kesulitan ketimbang para pembalap Yamaha lain karena gaya balap saya yang ‘smooth’ , jadi saya butuh daya lekat yang lebih bagus di bagian belakang motor ketimbang pembalap lainnya yang bergaya agresif,” tambahnya.

Adapun pembalap berusia 29 tahun itu juga setujuh dengan pendapat Rossi yang mengatakan tim Yamaha memang kalah cepat dalam soal inovasi di bagian kedua musim ini, yang mengakibatkan motor mereka tak pernah menang lagi sejak seri tujuh musim ini (GP Catalunya). 

“Kemajuan kami kalah dari Honda dan Suzuki, khususnya di bagian elektronik motor. Dengan kondisi ini, motor Yamaha sekarang sama saja dengan lomba seri pertama 2016. Sedang Honda dan Suzuki mengalami peningkatan di area tersebut. Itulah sebabnya Anda kini bisa melihat Cal Crutchlow mampu berjuang merebut kemenangan atau Aleix Espargaro dan Vinales saling berebut podium,” tutup Lorenzo kecewa.

Source from SinDoNews

Rossi Ngeri dengan Vinales dan 2 Titik Lemah Yamaha YZR-M1

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi bangkit dari terjatuh dan gagal finis pada lomba MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi akhir pekan lalu dengan hasil finis podium kedua di seri berikutnya, yakni MotoGP Australia 2016 di Sirkuit Phillip Island, Minggu (23/10) siang WIB. Yang lebih spesial bagi The Doctor ialah dia sempat memulai lomba MotoGP Australia 2016 dari posisi ke-15. Berikut kami sarikan hasil wawancara GPOne dengan Rossi pasca lomba.

Mengapa Anda bilang hasil posisi finis kedua di Australia kali ini terasa spesial?
“Hari ini adalah tepat lima tahun sejak Marco Simoncelli meninggalkan kita. Raihan podium ini saya berikan untuknya dan keluarganya. Saya pikir ini adalah cara yang bagus untuk mengenang Sic.”

Anda start dari urutan 15 dan finis kedua. Anda sering melakukan hal seperti ini di sepanjang karier balap Anda. Lalu di posisi berapa aksi comeback Anda kali ini dalam daftar Anda?
“Sungguh sulit menilainya. Ketika Anda menang balapan tentunya akan lebih baik. Saya mengingat banyak lomba saya comeback. Contohnya di Sachsenring pada 2006, Assen 2007, atau ketika saya memenangkan lomba usai start dari urutan 11 di Donington Park.”

Apakah Anda sempat berpikir bisa menang di Phillip Island 2016?
“Saya dan tim tidak merubah apapun pada motor dan menggunakan setelan saat tes bersama Michelin pada Februari lalu. Dan karena itu saya tampil cepat dengan segalanya terkontrol. Saya coba tetap fokus dan tahu bisa meraih podium. Tapi memang sulit mengalahkan Marquez serta Crutchlow. Meski begitu saya menikmati jalannya lomba ini, saya ingin menyaksikan diri sendiri di siaran ulang televisi.”

Apakah kalau Anda tidak start dari urutan 15, Anda bisa memenangkan lomba ini?
“Di babak kualifikasi kami benar-benar buruk, karena situasi serta kondisinya berada di atas batas saya, tim dan motor. Saya lebih cepat dari Crutchlow di pemanasan. Tapi di lomba, dia sangat cepat. Saat Marquez terjatuh, Cal tidak terlalu jauh dari saya, tapi saya tak mampu mengejarnya. Walaupun saya memulai lomba dari baris kedua, saya takkan mungkin mengalahkannya hari ini.”

Mengapa?
“Pada bagian kedua musim ini sering terjadi kepada saya, bahwa motor dan saya kesulitan di penghujung lomba. Saya kesulitan dengan bagian belakang motor. Itu terjadi di sini (Phillip Island), sebagaimana juga di Misano, Aragon dan Silverstone. Mungkin kalau saya tidak cukup bagus di putaran-putaran awal, Vinales akan melewati saya. Ini (masalah bagian belakang) adalah sesuatu yang mesti dikerjakan untuk motor baru Yamaha.”

Apakah itu satu-satunya titik kelemahan YZR-M1 saat ini? 
“Tidak, mesinnya juga membutuhkan peningkatan untuk lebih cepat di lintasan lurus. Tapi saya tidak khawatir, karena saya menaruh kepercayaan dengan Yamaha.”

Apakah Vinales yang lagi-lagi finis di podium ketiga telah membat Anda khawatir sebagai rekan setim musim depan?
“Saya tidak menemukan kata-kata yang tepat betapa cepat dan berbakatnya dia hari ini. Saya terbiasa dengan Lorenzo yang cepat dalam berbagai kondisi. Dan dia adalah salah satu yang terbaik. Saya berharap Maverick akan tidak terlalu cepat darinya (sambil tertawa).” 

Source from SinDoNews

Setelah 'Bantu' Rossi di Phillip Island, Vinales Ingin Jungkalkan Lorenzo

 


motogpbrave.blogspot.com - Podium ketiga di Grand Prix MotoGP Australia tak cuma membuat Vinales bisa meraup 16 angka. Pembalap yang musim depan hijrah ke Yamaha, kini mulai mengintip peluang finis di posisi tiga klasemen kejuaraan dunia yang saat ini ditempati Jorge Lorenzo. Vinales yang berhasil finis ketiga setelah Cal Crutchlow dan Valentino Rossi di Sirkuit Phillip Island, Minggu (23/10/2016), sukses mendekatkan diri dengan Lorenzo yang cuma finis keenam dalam perlombaan. Dengan menyisakan dua seri lagi, pembalap Suzuki cuma tertinggal 11 poin dari pembalap Yamaha di papan klasemen sementara.

Sejatinya, Vinales masih punya peluang menyalip Rossi yang berada di peringkat dua dengan keunggulan 35 angka. Namun ia lebih realistis di mana menyalip poin Rossi di Malaysia dan Valencia yang jadi lokasi keunggulan The Doctor, bakal sulit dilakukan.Untuk itu, Vinales lebih tertarik menyalip Lorenzo ketimbang Rossi. Untuk memuluskannya, pembalap berusia 21 tahun siap tampil total di dua seri terakhir.

"Finis kejuaraan dunia di posisi dua jelas sangat sulit. Valentino akan sangat tangguh di Malaysia dan juga Valencia, jadi kami mesti kerja keras dan itu punya selisih poin yang masih cukup banyak. Tapi tempat ketiga cukup dekat dan saya akan berikan segalanya untuk mendapatkannya," tutur Vinales seperti dikutip Crash.

Soal jalannya balapan, Vinales mengaku memang sudah mengincar podium ketika tahu punya peluang mendapatkannya. Stateginya membuat pertarungan dengan Aleix Espargaro dan Andrea Dovizioso untuk berebut posisi tiga, diakuinya cukup membantu Rossi nyaman di posisi dua.

"Ketika saya tahu saya bisa berada di podium, saya langsung menancap gas dan akhirnya bisa menyalip Dovizioso yang sejatinya cukup kencang. Saya membuat strategi untuk memacu di akhir race dan membuat pertarungan dengan Espargaro dan Dovizioso, sehingga Vale bisa menjauh," imbuhnya.

"Jujur, saya sangat senang setelah kami melewat pekan yang penuh bencana dan ini sangat luar biasa. Sangat hebat bisa mendapat 16 poin dan finis di depan Jorge," tutupnya.

Source from SinDoNews

Sunday 23 October 2016

Klasemen MotoGP hingga seri ke-16

 


motogpbrave.blogspot.com - Kejutan terjadi di Sirkuit Phillip Island, Australia, Minggu (23/10/2016). Marc Marquez yang terlihat mendominasi sejak sesi latihan, gagal menuntasakan balapan sebab ia mengalami kecelakaan di lap kedelapan. Marquez harus kehilangan poin di seri ke-16 MotoGP musim ini. Meski demikian, ia tetap memimpin klasemen dengan perolehan 273 poin. Sementara itu, Cal Crutchlow merebut podium tertinggi dengan catatan waktu 40 menit 48.543 detik. Pembalap LCR Honda tersebut unggul 4,218 detik dari Valentino Rossi yang finis sebagai runner up.

Berkat kemenangannya, Crutchlow naik ke peringkat enam klasemen pembalap. Ia memiliki 141 poin, menyusul Andrea Dovizioso yang turun ke urutan tujuh dengan raihan 137 angka.

Berikut hasil lengkap GP Australia 2016:
1. Cal Crutchlow - LCR Honda - 40m 48.543s
2. Valentino Rossi - Movistar Yamaha - 40m 52.761s
3. Maverick Viñales - Team Suzuki Ecstar - 40m 53.852s
4. Andrea Dovizioso - Ducati Team - 40m 57.700s
5. Pol Espargaro - Monster Yamaha Tech 3 - 41m 2.842s
6. Jorge Lorenzo - Movistar Yamaha - 41m 8.668s
7. Scott Redding - Octo Pramac Yakhnich - 41m 16.912s
8. Bradley Smith - Monster Yamaha Tech 3 - 41m 17.324s
9. Danilo Petrucci - Octo Pramac Yakhnich - 41m 17.335s
10. Jack Miller - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS - 41m 17.358s
11. Stefan Bradl - Factory Aprilia Gresini - 41m 20.352s
12. Alvaro Bautista - Factory Aprilia Gresini - 41m 36.277s
13. Yonny Hernandez - Aspar MotoGP Team - 41m 36.292s
14. Eugene Laverty - Aspar MotoGP Team - 41m 42.854s
15. Mike Jones - Avintia Racing - 41m 44.418s
16. Tito Rabat - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS - 41m 54.938s
17. Nicky Hayden - Repsol Honda Team - 42m 11.147s

Klasemen MotoGP 2016 (hingga seri ke-16)
1. Marc Marquez - 273 poin
2. Valentino Rossi - 216 poin
3. Jorge Lorenzo - 192 poin
4. Maverick Vinales - 181 poin
5. Dani Pedrosa - 155 poin
6. Cal Crutchlow - 141 poin
7. Andrea Dovizioso - 137 poin
8. Pol Espargaro - 117 poin
9. Andrea Iannone - 96 poin
10. Hector Barbera - 84 poin

Source from SinDoNews

Monday 17 October 2016

Terjatuh dan Marc Juara Dunia,ini kata The Doctor

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi harus lebih awal mengakhiri lomba Seri 15 MotoGP 2016 di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Pasalnya, rider tim Yamaha Movistar itu sudah terjatuh saat lomba baru memasuki putaran ke-6. Ya, setelah Jack Miller terjatuh di tikungan 1. Rossi yang berada beberapa detik di depan pembalap tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS Honda tersebut, menyusul tergelincir ke tanah pada hairpin tikungan 10.

Setelah coba bangkit dan membangungkan motornya, The Doctor yang sejatinya start dari pole position, terus berusaha melanjutkan balapan. Tapi setelah melihat kondisi YZR-M1 miliknya, Rossi kemudian masuk pit dan menyudahi lomba yang masih tersisa 17 putaran. Seturut rekan setimnya, Jorge Lorenzo, juga ikutan terjatuh dan gagal finis kala lomba tersisa lima putaran. Mengantar Marc Marquez yang finis terdepan di Motegi untuk sekaligus mengunci gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016.

“Pertama-tama, saya ingin mengatakan kalau kondisi saya oke, untungnya sama sekali tidak ada masalah (setelah terjatuh),” beber Rossi setelah lomba seperti dilaporkan Crash soal kecelakaan yang menyebabkan kakinya sempat tertindih motor.

“Di sisi lain, ini cukup memalukan karena saya sebenarnya tampil kuat dan memiliki pace yang bagus,” imbuh The Doctor yang untuk keempat kalinya mencetak skor nol poin pada MotoGP 2016.

Lalu bagaimana soal jalannya balapan hingga dia terjatuh? “Sungguh disayangkan, start saya tidaklah fantastis dan saya kehilangan posisi kepada Marquez dan Lorenzo. Setelah itu, Marquez melaju lebih cepat ketimbang saya dan mengambil alih posisi terdepan dari Lorenzo. Sedang saya kehilangan waktu sedikit dari Marquez, namun kecepatan motor saya bagus,” papar The Doctor.

“Saya mampu untuk menekan dan memacu motor hingga batas maksimal untuk mencoba mengejar Marquez, tapi sayangnya saya kehilangan daya cengkeram pada ban depan. Sejak itu, saya tidak merasakan apapun lagi, seperti saat masuk ke tikungan, motor terlalu lebar atau terlalu dalam. Secara logis, saya telah melakukan kesalahan,” tandas Rossi yang masih bersaing dengan Lorenzo untuk memperebutkan posisi dua klasemen akhir MotoGP 2016.

Source from SinDoNews

Lorenzo gagal finish, semprot Michelin dan Yamaha

 


motogpbrave.blogspot.com - Jorge Lorenzo benar-benar kesal dan kecewa karena terjatuh pada lomba Seri 15 MotoGP 2016, di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Padahal saat itu, pembalap tim Movistar Yamaha tersebut sedang berada di urutan kedua. Ya, Lorenzo sejatinya sudah memegang podium kedua MotoGP Jepang  2016. Tapi saat lomba menyisakan lima putaran lagi, dia malah terjatuh dan gagal melanjutkan balapan. Mengapa dia marah dan kecewa? Karena kalau dia menyelesaikan balapan di urutan kedua. Maka secara otomatis Porfuera akan menggeser rekan setimnya, Valentino Rossi, dari peringkat kedua klasemen pembalap MotoGP 2016. Selain itu, secara matematis Lorenzo juga belum tersingkir dari persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016. Karena dengan Marc Marquez finis terdepan di Motegi dan dia kedua. Maka selisih poin antara mereka menjadi plus 71 untuk Marc. 

Memang tipis kans Lorenzo buat memangkas ketinggalan tersebut. Karena kalender balap MotoGP 2016 tersisa tiga seri, yaitu MotoGP Australia (23/10), MotoGP Malaysia (30/10) dan MotoGP Valencia (13/11). Artinya, masih ada 75 poin maksimal dari ketiga lomba itu. Meskipun pada akhirnya Lorenzo terjatuh dan gagal finis di Motegi, serta tak mampu mempertahankan gelar juara dunianya, hingga belum bisa menggeser Valentino Rossi dari peringkat kedua klasemen sementara. Porfuera yang rekornya disamai Marquez (juara dunia tiga kali kelas bergengsi) tetap memberi selamat kepada kompatriotnya tersebut.

“Dia telah menjadi pemenang, yang terbaik dan yang paling konsisten. Tahun ini juga dia tidak memiliki keunggulan mekanis. Dia tercepat secara keseluruhan dan lebih teratur. Dia berhak atas gelar ini, dia merupakan pemenang sejati, tanpa keraguan dari saya,” beber Lorenzo pasca lomba MotoGP Jepang 2016 seperti dilaporkan Marca.

Lantas apakah yang menjadi penyebab dari jatuhnya Lorenzo di sisa lima putaran terakhir? Apakah karena kondisi fisiknya yang kelelahan dan belum bugar 100 persen pasca kecelakaan yang menimpanya di sesi latihan bebas 3? “Di sepanjang jalannya balapan, kami benar-benar kesulitan dengan ban depan. Kami tetap menggunakan ban depan yang memang telah memberi kami masalah sepanjang akhir pekan ini, walau pada dua sampai empat putaran awal, saya tidak mengalami gejala getaran,” kata Lorenzo beralasan.

“Namun pada akhirnya kami tetap memasang ban yang sama dan coba menghadapinya saat lomba. Dan masalah itu sudah muncul sejak awal balapan. Saya tidak dapat melakukan pengereman lebih lambat (late braking) dan saya tidak membuat perbedaan dari sisi akselerasi motor, walau saat itu saya mengungguli Dovizioso,” kata Lorenzo melanjutkan.

“Saya berusaha memacu motor di kurva tersebut (tempat Lorenzo terjatuh), saya membuka gas setengah saat di tikungan, tapi tiba-tiba tanpa peringatan saya sudah berada di atas tanah. Ini sungguh disesali. Saya benar-benar kecewa karena saya memiliki kesempatan untuk naik ke peringkat kedua kejuaraan. Tapi saya lebih kecewa lagi karena kami tidak bisa kompetitif dan kami lebih sering terjatuh musim ini,” beber Lorenzo lagi.

Apakah ada keluhan baru buat ban Michelin? “Michelin telah melakukan usaha keras tapi masih belum cukup. Saya berharap secara bertahap ban mereka mencapai peningkatan yang hebat,” tandas pembalap 29 tahun tersebut. 

Rossi aneh Lorenzo ikut jatuh

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sudah menjadi mitra selama tujuh tahun di tim Movistar Yamaha. Tapi baru kali ini The Doctor merasa ada yang aneh melihat insiden kecelakaan yang menimpa rekan setimnya tersebut di Sirkuit Twin Ring Motegi, Minggu (17/10/2016) siang WIB. Pertemuan pertama Rossi dan Lorenzo terjadi pada 2008 ketika X-Fuera dilamar tim Garpu Tala untuk naik kelas. Selama tiga musim mereka bermitra di tim Pabrikan Jepang, juara dunia sembilan kali akhirnya memutuskan pindah ke tim Ducati pada 2011. 

Kepindahan Rossi disinyalir lantaran adanya keretakan hubungan dengan Lorenzo. Namun pada 2013, pemilik nomor 46 akhirnya memutuskan kembali ke Yamaha setelah gagal memberikan gelar juara untuk tim Pabrikan Italia. Setelah memutuskan kembali keduanya diketahui masih belum akur. Bahkan dalam beberapa kesempatan Rossi maupun Lorenzo seperti saling menjatuhkan satu sama lain di depan awak media. 

Seperti halnya yang terjadi di musim lalu ketika isu persekongkolan pembalap Spanyol ramai diberitakan oleh media. Ini terjadi lantaran kekasih Nuria Tomas sukses mengunci gelar juara dunia ketiga di kelas utama. Namun demikian, permasalahan itu masih menjadi tanda tanya mengingat belum ada yang mampu membocorkan spekulasi persekongkolan tersebut. Seiring waktu, Rossi seperti menemukan jawaban ketika ia melihat rekan setimnya gagal menyelesaikan balapan seri ke-15 di Grand Prix Jepang, akhir pekan ini. 

Pada balapan di Motegi, Rossi gagal menyentuh garis finis lantaran terjatuh di tikungan kesepuluh saat gelaran balap di Sirkuit Motegi masih menyisakan 18 lap lagi. Lima lap sebelum balapan berakhir Lorenzo pun terjatuh di tikungan kesembilan, dan Marc Marquez mengklaim gelar juara ketiga di kelas utama MotoGP. Pasca balapan Rossi mempertanyakan insiden kecelakaan yang menimpa Lorenzo. Dia berkata: "Ya, apakah itu benar?, tanya Rossi seperti dikutip dari Speedweek, Senin (17/10/2016).

Rossi pantas mempertanyakan perihal insiden yang menimpa Lorenzo. Pasalnya, selama menjadi mitra baru kali ini duo Yamaha gagal menyelesaikan balapan akibat terjatuh. 

Source from SinDoNews

Wawancara ekslusif Valentino Rossi usai lomba MotoGP jepang

 


motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi bicara kepada GPOne pasca lomba Seri 15 MotoGP 2016 di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Berikut kami sarikan petikan wawancaranya.

Apa sebab Anda terjatuh saat lomba baru dimulai 6 putaran, padahal Anda start dari pole position tapi harus menyelesaikannya dengan nilai nol. Apakah ada yang salah?
“Saya baru menyadari itu saat terjatuh. Saya telah mengeluarkan seluruh kemampuan karena finis nomor dua tidak membuat saya tertarik di Motegi. Tapi saya terlalu memaksa, karena saya tidak mau Marquez melarikan diri. Kecepatan motor saya tidak berbeda jauh dengannya, tapi balapan kali ini memang tidak mudah, saya mungkin tidak bisa bertarung dengannya sepanjang lomba. Di tikungan itu (10) saya tidak pernah mengalami satu masalah pun. Sepertinya tidak ada hal yang salah dan saya tidak merasakan tanda-tanda apapun. Hal itu bisa dilihat dari datang yang menunjukkan tidak ada yang aneh, tapi faktanya saya menikung terlalu kuat, karena kalau tidak begitu, saya tidak akan jatuh.”

Start Anda kurang bagus, dan Marquez bilang pada beberapa putaran awal, ketika di overtaking, Anda tampak cemas dan duel one on one kalian berdurasi singkat?
“Harus memiliki kemampuan psikologi yang bagus untuk bisa melihat bahwa saya merasa cemas, tapi sebaliknya lawan agak sulit ketika melewati saya pada tikungan 3. Hari ini saya merasa benar-benar dalam kondisi bagus dan saya mencoba untuk tidak membuat sulit.”

Marquez berhak atas titel gelar juara dunianya?
“Ya, karena Marquez tidak hanya jadi pembalap paling konsisten, tapi juga melaju sangat cepat dan memenangkan banyak lomba.”

Apakah Anda memiliki penyesalan musim ini, bagaimana dengan motor Yamaha, apakah tidak memperlihatkan kemajuan?
“Ya, karena saya melaju cepat hampir di semua sirkuit, sebagaimana yang pernah saya katakan, saya telah membuat kesalahan dan saya tiba lebih awal musim ini saat masa persiapan mengalami pemunduran jadwal. YZR-M1 motor yang sangat bagus, tapi tahun ini Honda telah meningkatkan diri lebih banyak sementara kami kurang lebih menampilkan level yang sama.”

Di sisa tiga lomba terakhir 2016, apa target Anda?
“Melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Masih ada perebutan peringkat kedua antara saya melawan Lorenzo. Memang tidak sepenting berebut gelar juara dunia, tapi itu memberi sejumlah motivasi.”

Di Motegi, Michelin sepertinya masih bermasalah, apakah di Phillip Island juga akan seperti ini?
“Michelin harusnya bisa meningkatkan kemampuan ban depan mereka seperti Bridgestone yang lebih baik. Mungkin bukan sebuah kebetulan kalau kami berdua (rider tim Movistar Yamaha), saya dan Lorenzo terjatuh (gara-gara itu). Mungkin dengan motor Yamaha, ban mereka sudah pada batas maksimalnya.”

Jorge bilang kalau dengan ban depan soft (Michelin) tidak bagus (di Motegi)? 
"(Kalau memakai itu) saya tidak akan bisa menyelesaikan balapan.”

Jika di Australia temperaturnya juga dingin, apa yang Anda harapkan?
“Itu bisa berbahaya, tapi itu juga bagus (tapi) dengan Bridgestone. Saya merasa hari ini temperaturnya 6 derajat celcius, dengan suhu itu akan lebih baik bermain (MotoGP) di Playstation (sambil tertawa).” 


Source from SinDoNews

Sunday 16 October 2016

Marc Marquez pecahkan rekor Rossi

 


motogpbrave.blogspot.com - Marc Marquez finis terdepan saat lomba Seri 15 MotoGP 2016 di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Semangatnya yang luar biasa sudah tersaji sejak awal balapan. Meski start dari urutan kedua dan sempat memberi jalan Jorge Lorenzo (Yamaha Movistar) memimpin balapan selama hingga putaran ketiga. Marquez yang sudah saling menyalip dengan Valentino Rossi (Yamaha Movistar) akhirnya melewati Lorenzo. Dan setelah itu Marquez melaju tak terkejar hingga finis. Duo Yamaha Movistar malah tersungkur mencium aspal. Rossi terjatuh saat melibas tikungan 10 ketika lomba memasuki putaran ketujuh. Sedang Lorenzo mengikuti jejak rekan setimnya itu saat lomba menyisakan lima putaran.

Dengan dua hari sebelumnya Dani Pedrosa, rekan setimnya di Repsol Honda, kena cedera patah tulang selangka dan kemungkinan absen hingga akhir musim ini. Lalu dua rival tersisa di perebutan juara dunia musim ini, yaitu Rossi serta Lorenzo gagal finis di Motegi. Marquez pun dipastikan meraih gelar juara dunia pembalap MotoGP 2016.

Karena dengan 273 poin yang dikumpulkan oleh Marquez, kini tak bisa lagi dikejar oleh Rossi (196), dan Lorenzo (182). Pasalnya, kalender balap MotoGP 2016 tersisa 3 seri, yaitu MotoGP Australia (23/10), MotoGP Malaysia (30/10) dan MotoGP Valencia (13/11). Artinya, dengan sisa 75 poin maksimal dari ketiga lomba itu, Rossi dan Lorenzo takkan bisa melewati raihan angka Marquez.     

Sejumlah rekor baru pun diciptakan oleh The Baby Alien (julukan Marquez) yang benar-benar bahagia pasca lomba, karena dia telah memberi kado kemenangan buat ulang tahun keikutsertaan Honda ke-50 di kelas bergengsi. Berikut rekor baru yang ditulis rider kelahiran Cervera, Catalonia itu.

*Untuk pertama kalinya Marquez memenangkan lomba kelas bergengsi MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi. Sebelumnya dia pernah memenangkan lomba kelas 125cc di Motegi pada 2010 dengan motor Derbi. Kemudian sukses serupa dia lakukan saat lomba kelas Moto2 di Motegi pada 2012 (Suter-Honda).

*Yang paling mencengangkan ialah, Marc Marquez kini dinobatkan sebagai pembalap termuda yang pernah memenangkan 3 gelar juara dunia kelas bergengsi dan 5 gelar juara dunia di berbagai kelas. Marquez menorehkan rekor anyar ini pada usia 23 tahun dan 242 hari (2016). Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Valentino Rossi (24 tahun dan 230 hari pada 2003). Lalu di posisi ketiga ada Mike Hailwood (25 tahun dan 107 hari pada 1965). 

5 juara dunia GP Motor yang telah diraih Marc Marquez Tahun*Kelas*Tim (Motor)


2010 - 125cc, Red Bull Ajo Motorsport (Derbi)
2012 - Moto2, Team Catalunya Caixa Repsol, Suter (Honda)
2013 - MotoGP, Repsol Honda
2014 - MotoGP, Repsol Honda
2016 - MotoGP, Repsol Honda

Source from SinDoNews

Friday 14 October 2016

Hiroshi Aoyama Gantikan Pedrosa di Jepang

 


motogpbrave.blogspot.com - Honda Racing Corporation (HRC) mengeluarkan pernyataan resmi terkait kondisi Dani Pedrosa pasca mengalami kecelakaan di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang. Melalui situs resmi mereka Honda Racing Corporation, Jumat (14/10/2016), Hiroshi Aoyama akan menjadi mitra Marc Marquez pada gelaran seri 15 MotoGP musim ini. Pedrosa dipastikan absen tampil di Grand Prix Jepang akhir pekan ini, setelah mengalami insiden kecelakaan tunggal di tikungan 11 saat menjalani sesi latihan bebas kedua. Akibat peristiwa menakutkan itu dia mengalami cedera tulang selangka kanan dan terpaksa harus diterbangkan ke Spanyol, malam ini, untuk menjalani operasi. 

Sebenarnya Honda bisa saja menunda untuk mengumumkan calon pengganti Pedrosa di GP Jepang. Namun mengingat situasinya tak bisa diprediksi akhirnya tim Pabrikan Jepang resmi menunjuk Hiroshi Aoyama sebagai pengganti pemilik nomor 26 di Motegi. 

"Pertama-tama saya sangat menyesal atas kejadian yang menimpa Dani dan saya berharap dia cepat pulih. Ini jelas bukan cara terbaik untuk datang ke balapan seri 15 ini, tapi saya akan mencoba untuk memberikan yang terbaik kepada Honda di depan penggemar," jelas Aoyama seperti dikutip situs resmi Honda. 

Ketika disinggung apakah Aoyama akan menggunakan nomor 7, dia menjawab tidak mungkin mengingat angka tersebut sudah digunakan oleh Mike Jones. "Jadi saya akan menggunakan nomor 73, yang merupakan nomor di musim pertama saya sewaktu mengawali musim pertama saya di kelas 250cc." 

Dani Pedrosa Sedih
Pedrosa amat terpukul mengetahui dirinya gagal menghibur jutaan penggemar MotoGP di kampung halaman Honda. Juara bertahan di Sirkuit Twin Ring Motegi musim lalu itu menjelaskan penyebab kecelakaan yang menimpa dirinya di sirkuit yang memiliki panjang 4.8 km tersebut. 

Dia berkata di menit terakhir FP2 dirinya kehilangan perasaan pada bagian belakang saat memasuki tikungan 11. Tapi ketika sudah menemukan grip pada ban belakang, ia malah terlempar dari RC213V. 

"Saya jelas sangat sedih tentang apa yang terjadi, karena saya sudah tak sabar untuk balapan di Jepang (kandang Honda). Ditambah itu merupakan trek favorit saya. Tidak ada banyak lagi yang bisa dikatakan, sekarang saya hanya ingin fokus pada penyembuhan agar saya bisa kembali mengendarai motor," sesal Pedrosa. 

Source from SinDoNews

Sosok Rossi masih dibutuhkan MotoGP setelah Rossi Pensiun

 


motogpbrave.blogspot.xom - CEO Dorna Sports SL Carmelo Ezpeleta menegaskan MotoGP bakal tetap butuh sosok Valentino Rossi sampai kapan pun. Pria asal Spanyol menegaskan, di hari The Doctor pensiun, ia yakin semangat juara dunia sembilan kali balap motor akan terus hadir di tengah balapan. Rossi musim ini memasuki tahun ke-20 berkarier di lintasan balap. Sejak berpacu di kelas 125cc 1996 silam hingga kini masih aktif berpacu di kelas utama (MotoGP), pembalap Italia sudah mengoleksi sembilan gelar juara dunia.

Rossi yang kini menginjak usia 37 tahun, jelas sudah memasuki masa senjanya di lintasan balap. Kendati masih punya kontrak selama dua musim atau hingga 2018 bersama Yamaha, tak mungkin selamanya ia terus bersaing dengan pembalap yang lebih muda seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, hingga Maverick Vinales.

Kendati demikian, banyak pula yang menilai Rossi belum pantas pensiun. Tolak ukurnya apa lagi jika bukan penampilannya yang kian matang dan masih bisa merepotkan pembalap muda. Musim lalu misalnya, Rossi malah hampir merebut gelar juara dunia kesepuluhnya andai tidak kalah dari Jorge Lorenzo di seri Valencia. Jelas, bukan hal yang mudah dicapai kebanyakan pembalap usia kepala tiga lainnya seperti Dani Pedrosa dan Cal Crutchlow.

Tak terkecuali Ezpeleta. Orang nomor satu di sirkus MotoGP itu mengatakan pihaknya masih akan butuh semangat Rossi sampai kapan pun, bahkan ketika sang legenda hidup memutuskan pensiun.

"Bagi saya, hari di mana Valentino pensiun sebagai pembalap, dia akan tetap berada di atmosfer ini. Saya tahu Valentino akan bertahan di sini, akan tetap semangat, karena kita bisa meminta dia langsung melakukannya atau juga kepada para pembalap didikannya" kata Ezpeleta kepada AS.es, Jumat (14/10/2016).

Saat ini, Rossi juga kembali jadi fokus persaingan titel juara 2016. Meski Rossi masih tertinggal 52 poin dari Marquez jelang tampil di Sirkuit Motegi, Minggu (16/10/2016), peluang juara tetap terbuka sebelum seri Valencia berakhir November mendatang. 

Source from SinDoNews

Marc Marquez: Pedrosa semoga lekas sembuh

 


motogpbrave.blogspot.com - Marc Marquez mendoakan agar Dani Pedrosa cepat pulih dari cedera retak tulang selangka. Itu sebagaimana disampaikan usai menjalani sesi latihan bebas kedua di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, Jumat (14/10/2016). "Saya sangat menyesal mengetahui kondisi Dani Pedrosa. Saya berharap dia cepat pulih," singkat Marquez seperti dikutip situs resmi Honda Racing Corporation (HRC). Sekadar informasi, peristiwa kecelakaan fatal itu terjadi di menit akhir sesi latihan bebas kedua. Pedrosa yang saat itu berada dalam kecepatan maksimal kehilangan kendali ketika akan menaklukan tikungan 11. 

Akibatnya kejadian itu Pedrosa terpental dari motornya. Ajaibnya Pedrosa mampu berjalan sebelum akhirnya dibawa oleh marshall menggunakan skuter untuk mendapatkan perawatan di pusat medis. Dari hasil pemeriksaan sementara Pedrosa mengalami patah tulang selangka kanan, dan rencananya malam ini ia akan terbang ke Spanyol untuk melakukan operasi. 

Soal FP2
Mengenai penampilannya di sesi latihan bebas kedua, Marquez menjelaskan perasaan hari ini cukup baik. Meski demikian, masih harus ditingkatkan lantaran ada beberapa tingkat kesulitan yang terjadi di Sirkuit Twin Ring Motegi. 

"Mengenai tes hari ini, jujur, perasaan saya jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya pkkir kami akan berjuang sedikit lebih, tapi dari awal saya tidak merasa begitu buruk dan kami mampu melakukan pekerjaan yang baik pada motor," ungkap Marquez. 

Marquez sebenarnya mengalami sedikit insiden kecil ketika turun di FP2. Ia menjelaskan saat itu dirinya sedikit ceroboh dalam menentukan ban depan sehingga agak sedikit ketika berjuang untuk memacu kecepatan. Untungnya, The Baby Alien bisa melanjutkan balapan dan menetapkan waktu tercepat keempat 1 menit 45.303 detik atau selisih 0.152 detik dari Jorge Lorenzo. 

"Saya tahu bahwa lawan kami cukup kuat di sini, tapi kami tidak terlalu jauh," tutup Marquez. 

Source from SinDoNews

Salip Lorenzo, SEO Dorna bela Rossi

 


motogpbrave.blogspot.com - Rivalitas Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang sempat memanas di Sirkuit Misano, kembali dibicarakan ketika awak media bertemu CEO Dorna Sport Carmelo Ezpeleta. Petinggi MotoGP itu rupanya punya jawaban tersendiri menanggapi kontroversi tersebut. Seperti diketahui, Rossi dan Lorenzo sempat berdebat sengit pasca-balapan Grand Prix San Marino 11 September lalu. Topik yang mereka ributkan adalah gaya overtake Rossi pada Lorenzo di lap kedua tikungan 14 Sirkuit Marco Simoncelli, Misano.

Dalam tayangan lambat, terlihat Rossi agak melebar saat menyalip di tikungan ke-14 yang menyebabkan Lorenzo sedikit mengerem dan meluruskan motornya dengan tegak. Meski tidak ada insiden atau senggolan antar-dua pembalap, momen itu berbuntut panjangDi depan para jurnalis, Lorenzo yang akhirnya finis ketiga mengaku manuver Rossi terlalu bahaya saat menyalipnya. The Doctor membantah sambil memotong ucapan rekan setimnya di Yamaha dengan menilai semua pembalap, termasuk Lorenzo, pernah melakukannya.

Keributan keduanya berlanjut di luar ruangan media center. Lorenzo menuding Rossi tidak sopan karena memotong ucapannya, sementara pembalap Italia terus membantah tudingan sebagai pembalap kotor. Beruntung, keributan itu tak berlanjut di seri balap Aragon. Namun jelang Grand Prix Jepang berlangsung, kontroversi itu kembali ditanyakan.

Dan yang mendapat sodoran mic wartawan perihal kontroversi tersebut adalah Ezpeleta. Ya, salah satu orang yang paling berkuasa di MotoGP dipaksa memberikan pendapatnya perihal aksi overtake Rossi ke Lorenzo. Dan jawaban pria asal Spanyol itu menjawab dengan santai. "Saya tidak melihat ada yang tidak biasa. Itu adalah seni dari balap motor dan saya sudah mengeceknya. Itu masalah yang berada di antara mereka berdua," tutur Ezpeleta saat diwawancara Sky Sports dalam program "MotoGP in his hands".

Memang dalam banyak kasus, beberap condong mendukung Rossi. Dalam artiannya, gaya balapan joki berusia 37 tahun dimaklumi rider lainnya seperti Marc Marquez dan Cal Crutchlow yang mengatakan tidak ada yang salah dengan aksi tersebut.

Source from SinDoNews

Analisis Alex Criville Soal Marquez, Rossi, Ducati dan Motegi

 


motogpbrave.blogspot.com - Alex Criville menganalisis MotoGP Jepang 2016 di Sirkuit Motegi, Jumat-Minggu (14-16 Oktober) ini, yang mana Marc Marquez akan melakoni ‘match point’ pertamanya dari empat balapan tersisa musim ini. Pun dengan kondisi gelar juara dunia ketiganya ‘hampir terjamin’ apakah di Motegi, atau Phillip Island Australia atau Sepang Malaysia dalam tiga balapan beruntun ke depan sebelum seri pamungkas di Valencia, pertengahan November. Berikut kami sarikan analisis eksklusif dari Criville, juara dunia kelas bergengsi (500cc) pertama asal Spanyol pada 1999 silam untuk acara AMV Present World.


Bagaimana Motegi?

“Hal ini mencakup 2,5 km trek oval, dengan panjang 4800 meter, 14 tikungan (6 ke kanan, 8 ke kiri), lintasan lurusnya 762 meter. Ini adalah sirkuit yang sangat teknis, juga dengan adanya naik dan turun ketinggian lintasan.”


Apa  yang Anda sorot?

“Panjang lintasan lurus yang menuruni bukit dan berakhir pada sebuah sudut dekat dengan tikungan kanan yang lebar. Hal ini biasanya juga terjadi pada sirkuit lain, di mana terjadi perubahan arah balapan di bagian tengah.”


Apa poin-poin penting dari lintasan ini?

“Sebuah kurva yang sangat penting, bahkan jika mereka tidak memiliki trik, itu ada pada tikungan 1, yang mana sangat panjang (ke arah kanan). Ini adalah sebuah kurva dengan dua seri dan sangat sulit menemukan jalur balap yang ideal di sana, khususnya di kelas MotoGP di mana para pembalap harus mengangkat motornya dengan sangat cepat pada pertengahan kurva untuk segera keluar dari tikungan dan memacu dengan kekuatan penuh.”

“Lantas yang berikutnya adalah kurva setelah lintasan lurus, yang begitu menurun level ketinggian lintasannya. Di sana, banyak motor MotoGP mengalami masalah pengereman, meskipun sebagai mana hasilnya untuk mengatasi masalah ini diperkenalkan cakram karbon yang besar. Adalah penting untuk mengerem lebih cepat dan menurunkan laju motor, tak perduli di mana Anda berada saat menarik tuas rem sebelum memasuki tikungan itu, tapi itulah titik kuncinya. Dan kemudian pada kurva terakhir, yang mana begitu rumit karena setelah itu melintasi garis finis, dan Anda bakal coba mendapatkan waktu ideal.”


Kenangan Anda di Jepang?

“Saya memiliki lebih banyak pengalaman di Suzuka, lebih berbahaya daripada Motegi, tapi saya masih bisa finis podium beberapa kali di sana (Suzuka). Di Motegi, saya pernah balapan tiga kali di sana, dan saya ingat di sana turun hujan lebat, sebuah kompleks sirkuit yang rumit di mana cuaca juga bisa memainkan peran yang buruk. Saya sempat menjalani balapan hebat di sana bersama Doohan, Kenny Roberts, Norick Abe (pada 1999).”


Marc Marquez bisa mengunci gelar juara dunia di Motegi akhir pekan ini?

“Dia memiliki keunggulan poin yang cukup besar. 52 poin di depan pembalap terdekat boleh dibilang sudah cukup, tapi kita juga harus menyimpulkan bahwa sisa tiga seri dari empat yang ada pada musim ini akan menyajikan sebuah lomba yang kompleks. Cuaca di Jepang, Phillip Island dengan anginnya, dan dengan banyak kelembaban serta panas di Sepang. Kita masih harus menunggu sedikit lagi, tapi jika Marquez menghasilkan balapan dan poin yang bagus di podium Motegi, maka gelar juara dunia sudah ada di kantungnya.”


Kans Valentino Rossi menggeser Marquez keluar sebagai juara dunia musim ini?

“Jelasnya, dia masih memiliki peluang, karena ada 100 poin maksimal dipertaruhkan dan Marquez unggul 52 angka. Apapun masih bisa terjadi, Marc bisa saja membuat kesalahan dan Valentino dapat memanfaatkannya. Kejuaraan ini masih terbuka dan sedang panas-panasnya menjelang sisa balapan yang rumit.”


Seluruh sirkuit dari tur Asia-Australia (Motegi, Phillip Island, Sepang) apakah menguntungkan Ducati?

“Ducati punya motor yang powerful dan cepat, dan mereka pergi ke sirkuit di mana mereka dapat menjalaninya dengan baik. Di Sepang, di mana ada trek lurus panjang, Ducati akan memiliki keuntungan sedikit dari sektor itu. Selain di sana, dua sirkuit lainnya benar-benar teknis dan sulit. Saya pikir Ducati telah membuktikan diri mereka untuk jadi kompetitif, namun itu bisa mereka tunjukkan di Sepang, di mana akan mempunyai kelebihan dan keuntungan dengan motor yang mereka miliki.” 

Source from SinDoNews

Carlo Pernat Update kondisi pemulihan Iannone

 


motogpbrave.blogspot.com - Seperti diketahui, Andrea Iannone beberapa hari lalu dikabarkan oleh tim Ducati Corse bakal absen balapan lagi pada MotoGP Jepang 2016 di Sirkuit Motegi, Jumat-Minggu (14-16 Oktober) ini. Sebelumnya The Maniac (julukan Iannone) telah absen pada dua seri sebelumnya yakni di MotoGP San Marino dan Aragon. Adapun penyebab dari absensi Iannone di Motegi tak lain tak bukan karena cedera retak pada tulang belakangnya belum pulih 100 persen. Setelah mendapat saran dari dokternya, The Maniac serta Ducati sepakat untuk tidak menurunkannya di MotoGP Jepang 2016. 

Hector Barbera yang merupakan rider tim privateer Avintia Racing dan menggunakan mesin Ducati. Akhirnya ketiban untung untuk menggantikan Iannone sebagai mitra balap Andrea Dovizioso di lomba MotoGP Jepang 2016. Nah bagaimana kabar terakhir dari pemulihan cedera Iannone. Apakah dia bakal pulih total dan siap mengaspal kembali setelah lomba MotoGP Jepang 2016 yakni MotoGP Australia 2016 di Sirkuit Phillip Island akhir pekan depan?

“Besok (Jumat, 14 Oktober 2016), dia (Iannone) akan menjalani pemeriksaan CAT dan kemudian baru bisa diputuskan apakah dia bisa kembali balapan (di Australia) atau tidak,” beber manajer Andrea Iannone, Carlo Pernat, kepada GPOne.

Seandainya Iannone kembali absen akibat belum 100 persen bugar di Australia, maka tugasnya sebagai mitra Dovizioso kemungkinan tidak lagi diberikan kepada Barbera.

Tugas itu akan dibebankan kepada Michele Pirro, rider penguji Ducati Corse yang memang biasanya bertugas sebagai pengganti Iannone, contohnya seperti di MotoGP San Marino dan Aragon. Perlu diketahui pula bahwa Pirro tidak bisa jadi deputi Iannone di MotoGP Jepang 2016 karena sejak kemarin dia sedang menjajal sejumlah inovasi dan suku cadang baru Desmosedici GP17 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. 

Source from SinDoNews.

Sunday 2 October 2016

Marc Marquez tak peduli Rossi ungkit musim lalu

 


motogpbrave.blogspot.com - Persaingan kejuaraan 2016 yang mulai panas membuat antar-pembalap MotoGP mulai menebar perang urat syaraf. Yang terbaru dan paling menarik adalah komentar Valentino Rossi yang kembali mengungkit kontroversi di musim 2015. Beberapa waktu lalu, Rossi kembali mengungkit kontroversi yang terjadi di MotoGP 2015. Setelah finis ketiga di Grand Prix Aragon, pembalap Yamaha kembali melontarkan kalimat yang musim lalu membuat heboh; gelar saya dicuri!

Di hadapan media, Rossi bercerita bagaimana kondisi balapan di tiga balapan terakhir musim lalu. Mungkin bermaksud memberi perbandingannya dengan tahun ini, di mana ia sedang tertinggal dari Marquez dengan selisih 52 poin, tapi komentar The Doctor jelas sudah menyentil kuping Marquez. "Yang terjadi di tiga balapan terakhir (musim 2016) sangat mengesankan, terlebih ada sikap menjengkelkan Marquez," ucapnya.

Ya, Rossi kembali menyindir aksi Marquez yang dianggapnya 'telah membantu' Jorge Lorenzo jadi juara dunia 2015. Para pecinta MotoGP jelas paham, gaya balapan Marquez di tiga seri terakhir yakni di Australia, Malaysia, dan Valencia memang diklaim Rossi menguntungkan rekan setimnya di Yamaha.

Entah apa motivasi Rossi kembali melontarkan kalimat itu. Apakah berupaya merusak konsentrasi Marquez agar gagal di empat seri selanjutnya di Jepang, Australia, Malaysia dan Valencia? Jika benar demikian, The Baby Alien pun cuma menganggapnya angin lalu.

"Ini pertama kalinya saya kembali memeriksa waja saya. Anda bisa membuat interpretasi apa saja sebab Valentino jelas punya banyak pengalaman baik di dalam dan luar trek," tegas Marquez saat diwawancara Radio Catalunya seperti dikutip dari Marca.

"Tapi ingat apa yang saya sudah katakan sebelumnya, jika salah satu tidak masuk ke permainan tersebut, mustahil untuk ikutan. Saya tahu perang di luar trek tidak cocok untuk saya karena bisa dengan mudah membuat kalah, di mana saya mesti fokus dan balapan seperti sebelumnya,"

Saat disinggung kembali bagaimana 'keterlibatan' dalam kontroversi seperti yang dituduhkan Rossi, Marquez membantahnya. Secara tegas, juara dunia MotoGP 2013 dan 2014 itu mengatakan persaingan musim lalu tetaplah milik Rossi dan Lorenzo dan tak ia 'recoki'.

"Pertarungan itu berada di antara mereka, tapi cukup baik untuk saya (soal hasil race -red). Saya tidak akan masuk ke dalam permainan yang saya tidak ingin menyeret saya. Saya cuma hal yang menyentuh isi kepala saya yakni soal trek, tim dan gelar juara dunia. Saya tidak ingin terganggu hal-hal ini. Memang cukup mudah terbawa, tapi itu tidak cukup menyentuh," tutupnya.

Source from SinDoNews

Ducati Satelit rider saling serang demi motor Ducati seperti Lorenzo

 


motogpbrave.blogspot.com - Ducati memberikan kesempatan salah satu pembalap tim satelitnya menjajal motor yang sama dengan pembalap utama. Ya, salah satu dari joki tim Pramac, Scott Redding dan Danilo Petrucci, berkesempatan menunggangi Desmosedici GP17. Seperti dikutip dari Autosport, Desmosedici GP17 yang rencananya digunakan Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso musim depan, juga akan dialokasikan kepada salah satu pembalap satelitnya. Redding dan Petrucci pun berkompetisi memperebutkannya.

Redding mengatakan, ia dan Petrucci sepakat sejak awal musim untuk bersaing mendapatkan motor utama Ducati. Namun karena Petrucci sempat mengalami cedera tangan di awal musim, keduanya memulai persaingan dari nol lagi sejak Grand Prix Republik Ceko di Sirkuit Brno, 21 Agustus lalu.

"Kami membuat kesepakatan internal. Karena Danilo mengalami patah tangan di awal musim dan itu tidak adil, serta saya juga punya banyak masalah teknis, kami memutuskan untuk memulainya lagi di Brno," ungkap Redding.

"Ini akan menarik, ada banyak persaingan di lintasan. Banyak pembalap akan saling bunuh untuk mendapatkan motor pabrikan 2017,"

"Hal utama bagi saya adalah tidak memikirkannya. Jika saya tidak mendapatkan motor 2017, ya saya memang tidak akan mendapatkannya,"

"Jika saya terlalu banyak memikirkannya juga bisa stres, malah membuat banyak kesalahan bodoh yang cukup berisiko. Tapi kami saat ini cuma harus pintar, melakukan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan konsistensi di beberapa balapan terakhir,"

Sejak bersaing di Ceko, Redding berhasil unggul dari rekannya. Meski Petrucci bisa mengoleksi 21 poin dalam empat race terakhir (Ceko, Inggris, San Marino, Aragon), pembalap Inggris masih unggul dalam peringkat di klasemen pembalap. Soal Desmosedici GP17, Redding menambahkan, akan penting bagi Ducati tetap punya motor tipe lain (Desmosedici GP16 misalnya -red). Sebab motor lain, menurutnya, bisa digunakan untuk bahan uji coba penerapan teknologi Desmosedici yang rencananya akan dipukul rata yakni menyesuaikan gaya balapan Lorenzo.

"Siapa pun yang mendapat motor pabrikan, akan bagus untuk Ducati bisa punya motor lain di trek untuk memahami hal-hal tertentu. Mereka akan mengubah motor untuk lebih sesuai dengan Lorenzo. Mereka jelas ingin punya motor lain di luar sana dan itu masuk akal,"

Redding yang di Grand Prix Aragon berseteru dengan Petrucci setelah sang rekan menyenggolnya hingga keluar jalur, mulai menebar perang urat syaraf. Menurutnya, Ducati mesti berani mengambil sikap soal gaya balapan pembalap Italia yang dianggap berbahaya.

Source from SinDoNews

Saturday 1 October 2016

Rossi targetkan runner-up klasemen akhir

 

motogpbrave.blogspot.com - Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo kemungkinan tidak akan pernah berencana untuk bersekongkol demi menunda perayaan pesta Marc Marquez terkait gelar juara dunia MotoGP 2016. Pasalnya secara matematis kedua joki Movistar Yamaha masih berpeluang merebut mahkota di musim ini.

Marquez saat ini masih bertengger di posisi teratas klasemen sementara MotoGP dengan raihan 248 poin. Joki Repsol Honda unggul 52 poin dari pembalap peringkat kedua Rossi mengingat hanya tersisa empat balapan lagi, Rossi tentu bakal memilih tampil agresif demi memenangkan balapan. 

Rossi berkata ini bukan tentang gelar juara saja, tapi juga gengsi antar pembalap Yamaha. Menurutnya, berada di urutan kedua atau runner up lebih penting daripada memenangkan gelar juara. Jawaban itu muncul ketika ia mendapat pertanyaan apakah hal yang lebih penting, gelar juara atau runner up?

"Poin kedua. Tempat kedua dalam klasifikasi umum jauh lebih penting daripada memenangkan gelar juara dunia MotoGP. Oleh karena itu, runner up lebih atau kurang berada pada tingkat yang sama seperti memenangkan balapan. Tugas saya sekarang adalah untuk memenangkan keduanya," kata Rossi seperti dikutip dari Speedweek, Jumat (30/9/2016). 

Adapun peluang Rossi di empat balapan tersisa cukup berat, terutama di Malaysia, Jepang, dan Valencia. Sebab dalam tiga musim terakhir The Doctor tidak pernah berhasil mengamankan kemenangan. Sementara di Australia ia pernah merasakan kemenangan pada 2014.

"Sulit untuk memprediksi di mana Anda bisa menang, kalah, atau memiliki masalah. Terutama pada tahun ini apalagi jika berbicara tentang ban Michelin. Yang terpenting sekarang adalah mengumpulkan poin di empat balapan tersisa. Saya ingin berada di podium sampai akhir musim. Target sekarang saya harus tampil semaksimal mungkin," tutup Rossi.

Motegi jadi tempat comeback Smith

 


motogpbrave.blogspot.com - Pembalap Monster Yamaha Tech 3, Bradley Smith, menyebut dirinya tengah bersiap mencetak comeback di balapan terdekat, 16 Oktober 2016 mendatang. Sudah tiga race terakhir dia absen lantaran masalah cedera. Balapan terdekat akan berlangsung di Jepang, tepatnya di Sirkuit Twin Ring Motegi pada 14-16 Oktober 2016. Namun akibat cedera ligamen di lutut kirinya, pembalap asal Inggris tersebut belum dapat lampu hijau dari timnya untuk tampil. 

“Sebelumnya saya belum pernah absen balapan selama lima tahun terakhir. Saya selalu beruntung. Namun, kali ini insiden kecil malah menimbulkan konsekuensi serius. Tapi, tampaknya saya akan baik-baik saja di Motegi. Saya pulih cukup cepat. Jadi saya bisa 100 persen di sana," kata Bradley Smith, dikutip oxfordmail.co.uk, Jumat (30/9/2016). 

"Kabar baiknya, saya sudah tak lagi kesakitan. Dokter berkata untuk tidak meletakkan beban pada kaki saya selama tiga pekan, tapi saya melakukannya pada hari kelima setelah cedera tersebut. Saya berlatih sampai kembali terasa sakit dan memberinya es pada malam hari," lanjut Smith. 

Sejak mengalami kecelakaan di Oschersleben 8 Hours, Jerman akhir Agustus lalu, tim balap Monster Yamaha Tech 3 'menyewa' pembalap Superbike, Alex Lowes untuk mengisi skuat utama tim.

Source from SinDoNews

Laverty ungkap alasan tinggalkan MotoGP

 

motogpbrave.blogspot.com - Setelah dua musim tampil di MotoGP, pembalap asal Irlandia Eugene Laverty memutuskan pergi dan beralih ke ajang Superbike. Belakangan, dia mengungkapkan alasan keputusan berani itu. Pada musim perdananya di MotoGP 2015, Laverty hanya menempati peringkat 22 di akhir musim. Tahun ini, performa Laverty membaik. Dia bahkan finis di posisi empat GP Argentina.

Meski di atas kertas prestasinya semakin membaik, Laverty merasa sulit bersaing di ajang MotoGP. Pembalap Irlandia itu pun membuat keputusan untuk tampil di ajang Superbike 2017.

"Saya akan membalap  di World Superbike dengan salah satu motor terbaik untuk bersaing menjadi juara dunia. Itu target yang jelas," kata Laverty dikutip Crash.

"Saya pikir saya kembali sebagai pembalap yang lebih kuat karena saya mendapat pengalaman di MotoGP selama dua tahun," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Eugene Laverty menyatakan bakal pensiun dari MotoGP pada 24 Agustus 2016 lalu. Pada saat itu dia hanya mengatakan ingin kembali ke Superbike tanpa menyebutkan alasannya.

Source from SinDoNews

Loriz Baz puas lihat hasil test

 


motogpbrave.blogspot.com - Setelah sempat absen mengaspal di MotoGP San Marino akibat cedera yang dialaminya di MotoGP Inggris di seri sebelumnya, rider Avintia Racing, Loriz Baz bisa kembali mengaspal di MotoGP Aragon, Spanyol pekan lalu. Rider berkebangsaan Prancis itu pun mengaku cukup puas dengan performanya, padahal posisi finisnya terbilang buruk. Kendati Baz hanya finis di posisi ke-18 pada balapan yang digelar di Sirkuit Motorland Aragon, Baz tetap merasa senang karena ia bisa menuntaskan lomba sampai finis.

“Balapan yang benar-benar sulit, tetapi saya akhirnya bisa menyelesaikan balapan. Itu lah target yang saya canangkan sebelum start dimulai. Saya menganggap balapan kali ini sebagai sesi latihan saja, selain untuk mengumpulkan sejumlah data,” papar Baz,  Jumat (30/9/2016).

“Kami jauh tertinggal dan berada sekitar 20 detik di belakang Hector Barbera (rekan satu tim Baz yang finis ke-13), lebih cepat satu detik per lap daripada saya. Saya belum sepenuhnya pulih dari cedera engkel di kaki kanan saya, jadi hasil ini tetap merupakan hasil positif,” terang pembalap berusia 23 tahun itu.

“Saya masih harus bekerja keras untuk dua pekan ke depan terutama untuk  mengupayakan kesembuhan kaki saya dengan bersepeda agar saat tampil di Jepang, Australia, Malaysia, dan Valencia (seri sisa MotoGP musim ini), saya bisa tampil dalam kondisi benar-benar fit dan bisa merah hasil optimal,” tuntasnya. 

Source from SinDoNews

Rumah mewah juara dunia dijual

 


motogpbrave.blogspot.com - Setelah memutuskan pensiun dari MotoGP sejak 2012, Casey Stoner praktis punya banyak waktu untuk memikirkan urusan pribadinya di luar lintasan. Kini, rider asal Australia yang punya dua gelar juara dunia balapan kelas tertinggi dilaporkan berniat menjual rumah mewahnya di kawasan Gold Coast. Seperti dilansir MCN, Sabtu (1/10/2016), Stoner berniat menjual rumahnya di Australia. Harta dari sisa kejayaanya di lintasan balap bakal dilepas dengan harga 6,5 juta dolar Australia (3,84 juta pounds/Rp 64,8 miliar).

Harga setinggi itu tentu bukan tanpa alasan. Rumah Stoner yang akan dilepas punya fasilitas lima kamar tidur, lift menuju parkiran yang berkapasitas 10 mobil, kolam renang, ruang media, dan tiga ruang tamu terpisah.

Ada pun alasan Stoner menjualnya adalah ia bakal tinggal di Queensland bersama keluarganya, namun ingin mencari perubahan gaya hidup. Saat ini, Stoner tinggal bersama sang istri, Adriana Tuchyna dan anak perempuannya, Alessandra Maria. Saat ini, Stoner memang sudah kembali ke lintasan balap MotoGP. Sejak awal musim, ia ditunjuk kembali memperkuat Ducati sebagai test rider tim yang sempat ia bela sejak 2007-2010.

Source from SinDoNews