motogpbrave.blogspot.com - Jorge Lorenzo benar-benar kesal dan kecewa
karena terjatuh pada lomba Seri 15 MotoGP 2016, di Sirkuit Motegi,
Jepang, Minggu (16/10) siang WIB. Padahal saat itu, pembalap tim
Movistar Yamaha tersebut sedang berada di urutan kedua. Ya, Lorenzo
sejatinya sudah memegang podium kedua MotoGP Jepang 2016. Tapi saat
lomba menyisakan lima putaran lagi, dia malah terjatuh dan gagal
melanjutkan balapan. Mengapa dia marah dan kecewa? Karena kalau
dia menyelesaikan balapan di urutan kedua. Maka secara otomatis Porfuera
akan menggeser rekan setimnya, Valentino Rossi, dari peringkat kedua
klasemen pembalap MotoGP 2016. Selain itu, secara matematis Lorenzo juga
belum tersingkir dari persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap
MotoGP 2016. Karena dengan Marc Marquez finis terdepan di Motegi dan dia
kedua. Maka selisih poin antara mereka menjadi plus 71 untuk Marc.
Memang
tipis kans Lorenzo buat memangkas ketinggalan tersebut. Karena kalender
balap MotoGP 2016 tersisa tiga seri, yaitu MotoGP Australia (23/10),
MotoGP Malaysia (30/10) dan MotoGP Valencia (13/11). Artinya, masih ada
75 poin maksimal dari ketiga lomba itu. Meskipun pada akhirnya
Lorenzo terjatuh dan gagal finis di Motegi, serta tak mampu
mempertahankan gelar juara dunianya, hingga belum bisa menggeser
Valentino Rossi dari peringkat kedua klasemen sementara. Porfuera yang
rekornya disamai Marquez (juara dunia tiga kali kelas bergengsi) tetap
memberi selamat kepada kompatriotnya tersebut.
“Dia telah menjadi
pemenang, yang terbaik dan yang paling konsisten. Tahun ini juga dia
tidak memiliki keunggulan mekanis. Dia tercepat secara keseluruhan dan
lebih teratur. Dia berhak atas gelar ini, dia merupakan pemenang sejati,
tanpa keraguan dari saya,” beber Lorenzo pasca lomba MotoGP Jepang 2016
seperti dilaporkan Marca.
Lantas apakah yang menjadi penyebab
dari jatuhnya Lorenzo di sisa lima putaran terakhir? Apakah karena
kondisi fisiknya yang kelelahan dan belum bugar 100 persen pasca
kecelakaan yang menimpanya di sesi latihan bebas 3? “Di sepanjang
jalannya balapan, kami benar-benar kesulitan dengan ban depan. Kami
tetap menggunakan ban depan yang memang telah memberi kami masalah
sepanjang akhir pekan ini, walau pada dua sampai empat putaran awal,
saya tidak mengalami gejala getaran,” kata Lorenzo beralasan.
“Namun
pada akhirnya kami tetap memasang ban yang sama dan coba menghadapinya
saat lomba. Dan masalah itu sudah muncul sejak awal balapan. Saya tidak
dapat melakukan pengereman lebih lambat (late braking) dan saya tidak
membuat perbedaan dari sisi akselerasi motor, walau saat itu saya
mengungguli Dovizioso,” kata Lorenzo melanjutkan.
“Saya berusaha
memacu motor di kurva tersebut (tempat Lorenzo terjatuh), saya membuka
gas setengah saat di tikungan, tapi tiba-tiba tanpa peringatan saya
sudah berada di atas tanah. Ini sungguh disesali. Saya benar-benar
kecewa karena saya memiliki kesempatan untuk naik ke peringkat kedua
kejuaraan. Tapi saya lebih kecewa lagi karena kami tidak bisa kompetitif
dan kami lebih sering terjatuh musim ini,” beber Lorenzo lagi.
Apakah
ada keluhan baru buat ban Michelin? “Michelin telah melakukan usaha
keras tapi masih belum cukup. Saya berharap secara bertahap ban mereka
mencapai peningkatan yang hebat,” tandas pembalap 29 tahun tersebut.