motogpbrave.blogspot.com - Start dari posisi ke-12, Jorge Lorenzo
masih mampu finis di urutan enam lomba Seri 16 MotoGP 2016 di Sirkuit
Phillip Island, Australia, Minggu (23/10) siang WIB. Hasil itu
sebenarnya dirasa cukup bagus. Akan tetapi pertanyaannya, mengapa dia
tak bisa mengikuti konsistensi catatan waktu rekan satu timnya,
Valentino Rossi, yang start dari posisi ke-15 dan mengakhirinya di
podium kedua? Kalau dari siaran langsung MotoGP Australia 2016
dan berdasarkan catatan waktu finis para pembalap kelas bergengsi.
Lorenzo boleh dibilang nyaman balapan sendirian di urutan keenam. Karena
dia finis plus 5,9 detik di belakang rider tim Satelit Yamaha Tech3,
Pol Espargaro, atau minus hampir tujuh detik dari peringkat tujuh, Scott
Redding. Jika mau ditambahkan, Lorenzo finis 20 detik di belakang Cal
Crutchlow dan hampir 16 detik tertinggal dari Rossi.
Ternyata
Porfuera mengaku kesulitan dengan performa motor dan ban yang dia
gunakan di MotoGP Australia 2016. Padahal seperti diketahui, hanya Marc
Marquez, Cal Crutchlow, Aleix Espargaro, Jack Miller dan Maverick
Vinales yang dilomba ini menggunakan ban depan hard. Sedang sisanya
menggunakan ban depan soft. Dan seluruh pembalap memakai ban belakang
medium. Meski begitu, berkat hasil finis Rossi (2) dan Lorenzo
(6) di MotoGP Australia, tim Yamaha Movistar menambah perbendaharaan
poin mereka di klasemen kejuaraan dunia tim menjadi 408. Kini mereka
hanya tertinggal 21 poin dari Repsol Honda kali ini gagal menambah angka
usai Marquez gagal finis, sedang Nicky Hayden mengakhiri lomba di
urutan 17.
“Temperaturnya (lomba) kurang lebih sama dengan saat
sesi pemanasan. Saya membuat catatan waktu per putaran yang serupa juga,
1 menit 30,4 detikan. Tapi penurunan daya lekat ban belakang motor saya
benar-benar drastis,” kata Lorenzo berkilah usai lomba seperti
dilaporkan situs resmi MotoGP.
“Sejak awal balapan saya tidak
memiliki daya lekat dan semakin kecil daya lekat ban terhadap lintasan,
maka kami semakin sulit,” imbuh pembalap yang akhir pekan lalu gagal
finis akibat terjatuh saat lomba MotoGP Jepang menyisakan enam putaran.
Lebih
lanjut juara dunia kelas bergengsi tiga kali (2010, 2012 dan 2015) itu
melanjutkan: “Semua masalah yang kami miliki di motor beragam, dan untuk
gaya balap yang saya miliki (halus) justru akan lebih sulit dengan
kondisi ini ketimbang dengan gaya balap agresif macam Rossi atau (Pol)
Espargaro.”
“Di lintasan seperti Motegi, dengan aspal yang punya
daya lekat hebat, kami ada di sana berjuang untuk merebut finis podium.
Tapi segera setelah kami menemui lintasan dengan cuaca yang lebih dingin
dan daya lekatnya kurang bagus, Yamaha kesulitan. Dan saya lebih
kesulitan ketimbang para pembalap Yamaha lain karena gaya balap saya
yang ‘smooth’ , jadi saya butuh daya lekat yang lebih bagus di bagian
belakang motor ketimbang pembalap lainnya yang bergaya agresif,”
tambahnya.
Adapun pembalap berusia 29 tahun itu juga setujuh
dengan pendapat Rossi yang mengatakan tim Yamaha memang kalah cepat
dalam soal inovasi di bagian kedua musim ini, yang mengakibatkan motor
mereka tak pernah menang lagi sejak seri tujuh musim ini (GP Catalunya).
“Kemajuan kami kalah dari Honda dan Suzuki, khususnya di bagian
elektronik motor. Dengan kondisi ini, motor Yamaha sekarang sama saja
dengan lomba seri pertama 2016. Sedang Honda dan Suzuki mengalami
peningkatan di area tersebut. Itulah sebabnya Anda kini bisa melihat Cal
Crutchlow mampu berjuang merebut kemenangan atau Aleix Espargaro dan
Vinales saling berebut podium,” tutup Lorenzo kecewa.
Source from SinDoNews